Davide Tardozzi sempat waswas lihat Marc Marquez di Thailand
Davide Tardozzi khawatir saat Marc Marquez memberi jalan kepada Alex Marquez di MotoGP Thailand 2025 sebelum akhirnya merebut kemenangan.
Oleh Hayu Andini dan Anna Fadiah
Marc Marquez tampil gemilang dalam MotoGP Thailand 2025 di Sirkuit Buriram pada Minggu (2/3). Ia meraih kemenangan dalam balapan pembuka musim ini dengan mengalahkan Alex Marquez dan Francesco Bagnaia. Namun, kemenangan tersebut tidak diraih tanpa drama, yang sempat membuat manajer Ducati Corse, Davide Tardozzi, merasa waswas.
Marquez memulai balapan dengan kuat dan mendominasi sejak awal. Namun, di tengah balapan, ia terlihat mengendurkan kecepatan, yang memungkinkan Alex Marquez menyalipnya dengan mudah. Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar, terutama bagi tim Ducati yang melihat strategi tersebut sebagai langkah yang berisiko.
Tardozzi mengaku sempat panik ketika melihat Marquez tiba-tiba melambat. Dikutip dari Crash, ia merasa khawatir karena gaya melambat Marquez terkesan tidak wajar.
"Ia melambat dengan cara yang aneh, karena ia seharusnya bisa melambat dengan cara yang berbeda," ujar Tardozzi.
Namun, tiga lap menjelang finis, Marquez kembali menunjukkan kelasnya. Ia berhasil merebut kembali posisi terdepan dari adiknya, Alex Marquez, dan mengamankan kemenangan pertamanya bersama Ducati di musim 2025.
Peraturan tekanan ban memengaruhi strategi balapan
Salah satu alasan utama Marc Marquez mengendurkan kecepatan adalah peraturan tekanan ban yang diberlakukan di MotoGP. Regulasi mewajibkan pembalap untuk menjaga tekanan ban minimal 1,8 bar selama 60 persen putaran balapan.
Jika tekanan ban tidak memenuhi syarat tersebut, pembalap bisa dikenakan penalti. Hal ini yang membuat Marquez harus lebih berhati-hati dalam mengelola kecepatannya di lintasan.
Ketika Marquez terlihat memperlambat laju motornya, Tardozzi mengaku jantungnya berdegup kencang. Namun, setelah melihat Marquez kembali menyalip Alex di tikungan kelima, ia langsung memahami situasi dan merasa lega.
"Tetapi jantung saya [berdetak 200bpm]; tetapi segera, ketika di tikungan kelima ia berada di belakang Alex dengan cara yang normal, saya mengerti [apa yang terjadi]," kata Tardozzi.
Marquez membuktikan kecerdasannya di lintasan
Bagi Tardozzi, kejadian di MotoGP Thailand 2025 menjadi bukti bahwa Marc Marquez bukan hanya pembalap cepat, tetapi juga sangat cerdas dalam membaca situasi di lintasan.
Marquez tidak gegabah dalam mengambil risiko, terutama dengan adanya aturan tekanan ban yang bisa berakibat fatal jika tidak diperhitungkan dengan baik. Ia tetap berada di belakang Alex Marquez untuk mengatur tekanan ban, lalu menyerang di waktu yang tepat menjelang finis.
"Pada akhirnya, ia orang yang pintar, dan ia tetap berada di belakang Alex dan tidak menekan seperti yang ia lakukan pada lap ke-23. Itu berarti bahwa Marc benar-benar mampu menjauh sejak awal," ujar Tardozzi.
Dengan kemenangan ini, Marquez tidak hanya membuka musim MotoGP 2025 dengan hasil sempurna, tetapi juga menunjukkan bahwa ia tetap menjadi salah satu pembalap paling berbahaya di lintasan. Strateginya dalam mengelola tekanan ban dan timing serangan menjadi bukti bahwa pengalaman dan kecerdasannya masih menjadi aset utama di kejuaraan dunia MotoGP.